Wednesday, April 24, 2019

ARTIKEL MOBILE LEGENDS

Alur permainan

Mobile Legends: Bang Bang adalah sebuah permainan MOBA yang dirancang untuk ponsel. Kedua tim lawan berjuang untuk mencapai dan menghancurkan basis musuh sambil mempertahankan basis mereka sendiri untuk mengendalikan jalan setapak, tiga "jalur" yang dikenal sebagai "top", "middle" dan "bottom", yang menghubungkan basis-basis.[2]
Di masing-masing tim, ada lima pemain yang masing-masing mengendalikan avatar, yang dikenal sebagai "hero", dari perangkat mereka sendiri. Karakter terkontrol komputer yang lebih lemah, yang disebut "minions", bertelur di basis tim dan mengikuti tiga jalur ke basis tim lawan, melawan musuh dan menara.[3]

Kontroversi hak cipta

Riot Games, perusahaan yang mengembangkan dan menerbitkan permainan PC League of Legends, mengajukan gugatan pada tanggal 11 Juli 2017 terhadap pengembang Mobile Legends: Bang Bang yaitu Shanghai Moonton Technology ke Pengadilan Negeri California karena telah melanggar beberapa merek dagang dalam permainan tersebut.[4]Gugatan tersebut didasarkan atas dugaan pelanggaran atas kekayaan intelektual oleh Moonton, para pengacara Riot Games menuturkan dalam gugatan mereka, bahwa Moonton melakukan pelanggaran atas kekayaan intelektual melalui permainan video yang mereka kembangkan, yaitu Magic Rush: Heroes Mobile, Legends: 5v5 MOBA (nama terdahulu Mobile Legends: Bang Bang), dan Mobile Legends: Bang Bang.[5] Pelanggaran tersebut, antara lain, mengenai aspek logo, karakter, rancangan peta, rancangan hero, dan rancangan monster.[6] Mereka pun melengkapi surat gugatan dengan ilustrasi untuk memperlihatkan aspek-aspek pelanggaran kekayaan intelektual yang dilakukan Moonton[7].
Moonton kemudian merilis sebuah pernyataan pada hari yang sama melalui halaman Facebook yang mengklaim bahwa "hak ciptanya telah terdaftar dan dilindungi di banyak negara di seluruh dunia". Selanjutnya diklaim bahwa Moonton memiliki hak kekayaan intelektual dan mengancam tindakan hukum terhadap media dan pesaing karena menyebarkan informasi palsu tentang Moonton dan permainannya.[8][9]



Wednesday, April 3, 2019

Cara Menjadi Pro Player Mobile Legend Dalam Hitungan Menit

Gimana sih cara biar jadi pro di Mobile Legend?

Kenapa saya selalu kalah, dan susah naik rank?


Sebenarnya kata pro di Mobile Legend tersebut bisa diukur dari seberapa tingkat pengetahuan kamu tentang game itu sendiri.


Seperti contohnya :

  • Pengetahuan tentang counter hero
  • Gank, roaming, dan first kill
  • Gear yang ada di Mobile Legend
  • Strategi - strategi lainnya

Yang pertama adalah pengetahuan tentang counter hero yang ada di Moba itu sendiri, dimana dalam hal untuk mengatasi kemampuan salah satu hero, kamu perlu menggunakan hero lain yang mampu menangani skill daripada hero yang ingin kamu atasi tersebut.

Seperti contohnya untuk cara mengalahkan Hayabusa, maka kamu bisa menggunakan hero Saber untuk mengcounternya.

Lanjut yang kedua adalah gank, roaming, dan first kill, dimana dalam hal ini gank itu sendiri adalah suatu situasi yang terdapat pertarungan antar team, atau bisa dibilang team fight.

Roaming adalah keadaan dimana sebuah formasi dalam satu tim bisa terpecah saling support ke berbagai lane, dengan waktu, dan komposisi yang terarah. Terarah jika moment roamingnya memang tepat, tapi teknik ini juga sangat berbahaya, sebab apabila ada kesalahan dalam roam ini, maka bisa jadi nantinya malah tower team kamu yang mudah dihabisi musuh.

First kill, adalah sebuah istilah pada saat team fight untuk mengincar hero tertentu di team musuh di awal. Biasanya hero - hero yang menjadi first kill ini adalah hero carry ataupun hero mage musuh.

Lalu yang ketiga adalah gear yang terdapat di Mobile Legend. Sebenarnya dalam penggunaan gear di setiap pertandingan itu bisa saja berbeda dengan rekomendasi build kamu diawal, sebab banyak situasi yang menentukan bagaimana cara memilih gear yang tepat untuk hero role apapun di Mobile Legend.


Banyak hal yang mempengaruhi, seperti lawan, early, atau late game, dan juga gear yang digunakan oleh musuh.

Sumber Gambar : https://play.google.com/store/apps/details?id=com.mobile.legends
Dan terakhir adalah strategi - strategi lain yang ada di Mobile Legend, ini saya kelompokan sebagai mengetahu peran setiap role hero, mengerti waktuknya farming dan gank yang tepat, penempatan posisi bagus, dan lebih banyak killnya daripada bacot.

Bila kamu sudah paham akan beberapa hal tersebut, maka menurut saya kamu telah bisa dibilang pro player.


Tapi pro player juga tidak selalu bisa menang terus di dalam sebuah permainan.

Bisa saja dia juga mengalami kekalahan, meskipun tidak sering.

Apa yang menyebabkan mereka jarang kalah?

  • Bermain bersama teman
  • Skill
  • Level emblem sudah max
  • Selalu roaming
  • Mengetahui peran setiap hero, dan gear mereka

Pertama adalah bermain dengan teman. Hal ini yang lumayan mempengaruhi kerjasama sebuah tim lebih bagus..

Meskipun tidak semua, hehe..

Tapi rata - rata bila kamu berteman atau bermain dengan pro player juga, maka saya kira untuk mendapatkan win streak itu bukanlah hal yang sulit kamu dapatkan.

Kedua adalah skill dari sopirnya sendiri, dimana hero yang dianggap OP dan berbahaya tidak akan ada apa - apanya bila si penggunanya sendiri tidak pasif menggunakan hero itu sendiri.

Jadi dalam hal kemampuan atau skill ini, bedanya pro player dan pemain biasa akan sangatlah terlihat dari penggunaan heronya.

Ketiga adalah level emblem sudah max.

Emblem mempengaruhi?

Tentu mempengaruhi, apalagi saat ini tampilan set emblem di Mobile Legend telah diperbaharuimenjadi lebih banyak pilihan untuk menjadi pembeda kemampuan satu hero, dengan hero lainnya.

Keempat adalah selalu roaming, roaming inilah yang akan sangat berperan dalam kekompakan tim untuk meraih kemenangan.

Strategi selalu roaming ini akan sangat bagus digunakan, dan akan membuat musuh keteteran, apabila team yang kamu ajak juga memiliki pengeritian.

Pengertian bila ada tower yang ditinggal, dan terdapat hero musuh yang ingin mencurinya, menjaga satu sama lain saat terjadinya team fight, tetap memiliki waktu untuk setidanya membantu gank.

Kelima terakhir peran setia hero, dan gear mereka. Peran dari pada setiap role hero di Mobile Legend itu berbeda - beda, seperti contohnya role marksman fungsinya adalah untuk menjadi carry team, atau role assassin team yang memiliki fungsi untuk mengincar hero - hero carry musuh.

Bukan hanya peran, gear pun juga diperhitungkan, semua tergantung musuh yang kamu hadapi, serta tau waktunya kapan harusnya membuat physical, kapan harusnya membuat defense, jungle, dan lain sebagainya.


Itu jika pro player yang selama ini kita kenal di top global Mobile Legend.

Lalu mengapa saya malah sering kalah meskipun sudah bisa dianggap pro?

Hal itu juga ada yang mempengaruhi, seperti :
  • Teman yang noob
  • Sinyal
  • Musuh yang lebih pro
  • Kurang kompak
  • Nasib
  • dan lain sebagainya

Semua masalah yang mempengaruhi kekalahan tersebut memang bisa saja menimpa kamu, saya, maupun mereka.

Tapi intinya asalkan permaianmu lancar sesuai dengan keinginan, maka saya yakin untuk mencapai divisi Mythic dengan mudah bukanlah hal yang mustahil.

Dan setelah kamu sudah mencapai divisi tertinggi tersebut, maka sudah jelas kamu bisa dianggap the real pro player.


Nah itulah sedikit beberapa pengetahuan tentang bagaimana cara atau proses menjadi pro player di Mobile Legend


KEBAKARAN DI RIAU


Kebakaran Lahan dan Hutan di Riau Meluas, Capai 841 Ha pada 2019 












Total luas area yang terbakar melonjak hingga hampir 100 persen dalam tiga hari terakhir. tirto.id - Kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau semakin meluas mencapai area seluas 841,71 hektare (ha) sepanjang 2019 menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. "Luas lahan terbakar dari 1 Januari sejumlah lebih kurang 841,71 hektare," kata Kepala Pelaksana BPBD Riau Edwar Sanger di Pekanbaru, Senin (18/2/2019), mengenai luas area yang terbakar di Bumi Lancang Kuning. Total luas area yang terbakar menurut Pusat Data dan Informasi BPBD Riau melonjak hingga hampir 100 persen dalam tiga hari terakhir. Pada 15 Februari 2019, total luas lahan yang terbakar baru sekitar 497 hektare. Edwar mengatakan Kabupaten Bengkalis merupakan wilayah yang paling parah terdampak kebakaran sepanjang awal tahun ini, dengan luas lahan yang terbakar 626 hektare, mayoritas lahan gambut. Angka itu juga naik tajam dalam tiga hari terakhir karena pada 15 Februari luas lahan yang terbakar di salah satu kabupaten terkaya Indonesia itu tercatat 322 hektare. Pemerintah Bengkalis telah menetapkan status siaga kebakaran hutan dan lahan, dan sampai sekarang masih berjibaku memadamkan kebakaran lahan yang melanda daerah seperti Rupat, Bantan, dan Talang Muandau. "Saat ini sudah ada dua daerah yang menetapkan status siaga, Bengkalis dan Dumai," ujar Edwar. Kebakaran lahan juga melanda 117 hektare lahan di Rokan Hilir serta bagian dari wilayah Dumai (43,5 hektare), Meranti (20,2 hektare), Siak (lima hektare), Pekanbaru (16,01 hektare) serta Kampar (14 hektare). Pemerintah Provinsi Riau menyatakan berencana menetapkan status siaga kebakaran lahan dan hutan karena bencana tersebut sudah mulai menimbulkan kabut asap di sejumlah daerah. Edwar menjelaskan, menurut regulasi Provinsi Riau telah memenuhi syarat untuk menetapkan status siaga kebakaran hutan dan lahan karena dua daerahnya, Kota Dumai dan Bengkalis, telah menetapkan status siaga pekan ini. Menurut ketentuan, penetapan status siaga kebakaran hutan dan lahan di tingkat provinsi dapat dilakukan setelah ada dua kabupaten atau kota yang menetapkan status tersebut. "Secara aturan sudah. Dua daerah status siaga, sudah terpenuhi aturan," tuturnya. Edwar mengatakan kalau pemerintah provinsi telah menetapkan status siaga kebakaran hutan dan lahan maka BPBD bisa segera berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menjalankan upaya-upaya penanggulangan. "Jelas. Begitu sudah ditetapkan, saya akan lapor ke BNPB untuk minta bantuan dan pendampingan. Termasuk minta tambahan helikopter dan lainnya," ujarnya. Untuk saat ini, ia mengatakan, BPBD akan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada, termasuk dua helikopter bantuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Sinarmas, untuk memadamkan api yang membakar area hutan dan lahan. Heli Super Puma Sinarmas dan Bell 412 KLHK dalam beberapa hari ini menjadi andalan petugas dalam melakukan kegiatan patroli dan operasi pengeboman air untuk memadamkan kebakaran. 

sumber : https://tirto.id/kebakaran-lahan-dan-hutan-di-riau-meluas-capai-841-ha-pada-2019-dhhc?gclid=Cj0KCQjws5HlBRDIARIsAOomqA2x_UNse-2Oz6rNeGMHA8iYguG0y1RNANfKbhOM7OAmLw5UftbcDNEaArXbEALw_wcB

KONSEP PENDIDIKAN TRADISIONAL DAN MODERN






Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang ‎atau kelompok orang dan usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran ‎dan pelatihan. Melalui proses pendidikan, setiap insan diharapkan menjadi ‎manusia yang dewasa dalam segala hal. Meskipun demikian tidak semua orang ‎yang berpendidikan berpemikiran dewasa. Namun begitu, pendidikan yang sudah ‎ditempuh sudah menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia yang ‎menggelutinya. Dewasa atau tidaknya seseorang dalam pemikiran dan bersikap, ‎tergantung bagaimana ia mengutarakan pemikiran dan perilaku dalam kehidupan ‎sehari-hari. Karena pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang tidak hanya ‎menyentuh aspek pengetahuan semata, melainkan adanya perbaikan perilaku ‎dalam kehidupannya.‎
Menurut perkembangan zaman, Indonesia dipengaruhi oleh konsep ‎pendidikan peninggalan penjajah, baik yang bersifat tradisional (konvensional) ‎maupun yang bersifat modern. Pemertahanan konsep-konsep pendidikan ini, ‎mengacu pada asas pendidikan yang pertama kali digagas oleh pelopor pendidikan ‎pada zamannya. Keduanya menjadi Konsep pendidikan yang saling melengkapi ‎satu sama lain, disamping tentu saja mempunyai kelebihan dan kekurangan. ‎Namun dalam perkembangannya masing-masing konsep pendidikan disesuaikan ‎dengan kebutuhan. ‎
Pendidikan tradisional (konsep lama) sangat menekankan pentingnya ‎penguasaan bahan pelajaran. Menurut konsep ini rasio ingatanlah (kognitif) yang ‎memegang peranan penting dalam proses belajar di sekolah (Dimyati Machmud, ‎‎1979 : 3). Pendidikan tradisional telah menjadi sistem yang dominan di tingkat ‎pendidikan dasar dan menengah sejak paruh kedua abad ke-19, dan mewakili ‎puncak pencarian elektik atas ‘satu sistem terbaik’. Ciri utama pendidikan ‎tradisional ialah:
  1. Anak-anak biasanya dikirim ke sekolah di dalam wilayah geografis distrik ‎tertentu;‎
  2. Mereka kemudian dimasukkan ke kelas-kelas yang biasanya dibeda-‎bedakan berdasarkan umur;‎
  3. Anak-anak masuk sekolah ditiap tingkat menurut berapa usia mereka pada ‎waktu itu; ‎
  4. Mereka naik kelas setiap habis satu tahun ajaran;‎
  5. Prinsip sekolah otoritarian, anak-anak diharap menyesuaikan diri dengan ‎tolok ukur perilaku yang sudah ada;‎
  6. Guru memikul tanggung jawab pengajaran, berpegang pada kurikulum ‎yang sudah ditetapkan;‎
  7. Sebagian besar pelajaran diarahkan oleh guru dan berorientasi pada teks;‎
  8. Promosi tergantung pada penilaian guru;‎
  9. Kurikulum berpusat pada subjek pendidik;‎
  10. Bahan  ajar yang paling umum tertera dalam kurikulum adalah buku-buku ‎teks  (Vernon Smith, dalam, Paulo Freire, dkk, 1999 : 164-165).‎
Lebih lanjut menurut Vernon Smith, pendidikan tradisional didasarkan ‎pada beberapa asumsi yang umumnya diterima orang meski tidak disertai bukti ‎keandalan atau kesahihan. Umpamanya: ‎
  1. ‎Ada suatu kumpulan pengetahuan dan keterampilan penting tertentu ‎yang musti dipelajari anak-anak; ‎
  2. Tempat terbaik bagi sebagian besar anak untuk mempelajari unsur-‎unsur ini adalah sekolah formal;  dan ‎
  3. Cara terbaik supaya anak-anak bisa belajar adalah mengelompokkan ‎mereka dalam kelas-kelas yang ditetapkan berdasarkan usia mereka ‎‎(Vernon Smith, dalam, Paulo Freire, dkk, 1999 : 165).‎
Ciri yang dikemukan Vernon Smith ini juga dialami oleh pendidikan Islam ‎di Indonesia sampai dekade ini. Misalnya: Sebagian Pesantren, Madrasah, dan ‎lembaga-lembaga pendidikan Islam yang lain masih menganut sistem lama, ‎kurikulum ditetapkan merupakan paket yang harus diselesaikan, kurikulum dibuat ‎tanpa atau sedikit sekali memperhatikan konteks atau relevansi dengan kondisi ‎sosial masyarakat bahkan sedikit sekali memperhatikan dan mengantisipasi ‎perubahan zaman, sistem pembelajaran berorientasi atau berpusat pada guru. ‎Paradigma pendidikan tradisional bukan merupakan sesuatu yang salah atau ‎kurang baik, tetapi model pendidikan yang berkembang dan sesuai dengan  ‎zamannya, yang tentu juga memiliki kelebihan dan kelemahan dalam ‎memberdayakan manusia, apabila dipandang dari era modern ini.‎
Konsep pendidikan modern (konsep baru), yaitu ; pendidikan menyentuh ‎setiap aspek kehidupan peserta didik, pendidikan merupakan proses belajar yang ‎terus menerus, pendidikan dipengaruhi oleh kondisi-kondisi dan pengalaman, baik ‎di dalam maupun di luar situasi sekolah, pendidikan dipersyarati oleh kemampuan ‎dan minat peserta didik, juga tepat tidaknya situasi belajar dan efektif tidaknya ‎cara mengajar (Dimyati Machmud, 1979: 3). Pendidikan pada masyarakat modern ‎atau masyarakat yang tengah bergerak ke arah modern (modernizing), seperti ‎masyarakat Indonesia, pada dasarnya berfungsi memberikan kaitan antara anak ‎didik dengan lingkungan sosial kulturalnya yang terus berubah dengan cepat.‎
Shipman (1972) yang dikutip Azyumardi Azra bahwa, fungsi pokok ‎pendidikan dalam masyarakat modern yang tengah membangun terdiri dari tiga ‎bagian:‎
  1. Sosialisasi
  2. Pembelajaran (schooling), dan
  3. Pendidikan (education). ‎
Pertama, sebagai lembaga sosialisasi, pendidikan adalah wahana bagi ‎integrasi anak didik ke dalam nilai-nilai kelompok atau nasional yang dominan. ‎Kedua, pembelajaran (schooling)mempersiapkan mereka untuk mencapai dan ‎menduduki posisi sosial-ekonomi tertentu dan karena itu, pembelajaran harus ‎dapat membekali peserta didik dengan kualifikasi-kualifikasi pekerjaan dan profesi ‎yang akan membuat mereka mampu memainkan peran sosial-ekonomi dalam ‎masyarakat. Ketiga, pendidikan merupakan ‘education’ untuk menciptakan ‎kelompok elit yang pada gilirannya akan memberikan sumbangan besar bagi ‎kelanjutan program pembangunan (Azyumardi Azra, dalam Marwan Saridjo, ‎‎1996: 3).‎
Konsep apapun yang dipakai dalam pendidikan, yang jelas harus sejalan ‎dengan dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum ‎dalam UU Sisdiknas Pasal 3, yaitu pendidikan nasional berfungsi mengembangkan ‎kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat ‎dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya ‎potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada ‎Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri ‎dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.‎
Tujuan Pendidikan Nasional berdasarkan pada Pancasila dan Undang-‎Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Tujuan Pendidikan ‎Nasional harus sejalan dengan Tujuan Nasional negara kita yang termaktub dalam ‎Alinea IV Pembukaan UUD 1945, yaitu:‎
  1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah ‎Indonesia;‎
  2. Memajukan kesejahteraan umum;‎
  3. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
  4. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia. ‎
Jadi, konsep pendidikan, tujuan pendidikan nasional dan tujuan nasional harus ‎sejalan beriringan. Konsep pendidikan mengacu pada tujuan pendidikan nasional ‎dan tujuan pendidikan nasional sudah jelas harus mengacu pada tujuan nasional. ‎Ketiganya harus saling keterkaitan agar proses pendidikan mencapai cita-cita ‎bangsa.‎